Pengertian Naibul Fa’il dan Pembagiannya, Beserta Contohnya

Pengertian Naibul Fa’il dan Pembagiannya - Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang Pengertian Naibul fa'il dan Pembagiannya.

pengertian-naibul-fail

Pengertian Naibul Fa’il dan Pembagiannya - Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang Pengertian Naibul fa'il dan Pembagiannya. Kami merangkum pembahasan Pengertian Naibul Fa'il dan pembagiannya ini dari kitab nahwu populer, yaitu Al Jurumiyah dan Al Imrithi. Semoga artikel ini membantu para pembaca untuk menambah wawasan tentang ilmu nahwu. Berikut pembahasan tentang Bab Pengertian Naibul Fa'il dan Pembagiannya.

Pengertian Naibul Fa’il

Naibul fa’il ialah isim marfu' yang tidak disebutkan fa’ilnya. Apabila fi’ilnya fi’il madhi, maka huruf awalnya di-dhammah-kan dan huruf sebelum akhirnya di-kasrah-kan; dan apabila fi’ilnya fi’il mudhari', maka huruf awalnya di-dhammah-kan dan huruf sebelum akhirnya di-fathah-kan. 

Naibul fa’il disebut juga mabni majhul, yaitu isim yang asalnya menjadi maf'ul lalu fa'ilnya dibuang dan maf'ulnya menggantikan kedudukan fa'il, i'rabnya dirafa'kan dan diletakkan sesudah fi'il. 

Contoh : قُرِأَ القُرْاَنُ asalnya قَرَأْتُ القُرْاَنَ lafad تُ dibuang, lalu lafad القُرْاَنَ menempati tempat fa'il (lafad تُ) sebagai pengganti lafad تُ yang dibuang dan lafad القُرْاَنَ diubah harakatnya menjadi القُرْاَنُ 

Contoh lainnya

ضُرِبَ زَيْدٌ asalnya ضَرَبَ فُلاَنٌ زَيْدًا

كُتِبَ الدَّرْسُ asalnya كَتَبَ تِلْمِيْذٌ الدَّرْسَ ;

يُخْلَقُ الاِنْسَانُ ضَعِيْفًا asalnya يَخْلُقُ اللهُ الاِنْسَانَ ; 

يُعْطَى الاَجْرُ asalnya يُعْطِي فُلاَنٌ الاَجْرَ 

Pembagian Naibul Fa’il

Maf’ul yang tidak disebutkan fa’ilnya (naibul fa’il) dibagi menjadi dua bagian, yaitu naibul fa’il yang dhahir dan naibul fa’il yang mudhmar (dhamir). Bagian yang dhahir seperti ضُرِبَ زَيْدٌ (Zaid telah dipukul), يُضْرَبُ زَيْدٌ (Zaid akan dipukul).

Adapun mengi'rabnya adalah lafad ضُرِبَ fi'il madhi mabni lil majhul atau mabni maf'ul, dan lafad زَيْدٌ naibul fa'il. Lafad يُضْرَبُ fi'il mudhari' dan lafad زَيْدٌ naibul fa'il. 

Sedangkan yang mudhmar adalah seperti berikut : 

ضُرِبْتُ : aku telah dipukul ; 

ضُرِبْنَا : kami atau kita telah dipukul ; 

ضُرِبْتَ : kamu (laki-laki) telah dipukul ; 

ضُرِبْتِ : kamu (perempuan) telah dipukul ; 

ضُرِبْتُمَا : kamu berdua telah dipukul ; 

ضُرِبْتُمْ : kalian (laki-laki) telah dipukul ; 

ضُرِبْتُنَّ : kalian (perempuan) telah dipukul ; 

ضُرِبَ : dia (laki-laki) telah dipukul ; 

ضُرِبَتْ : dia (perempuan) telah dipukul ; 

ضُرِبَا : mereka berdua telah dipukul ; 

ضُرِبُوْا : mereka (laki-laki) telah dipukul ; 

ضُرِبْنَ : mereka (perempuan) telah dipukul. 

Adapun mengi'rabnya adalah ضُرِبْتُ (aku telah dipuku). Lafad ضُرِبْ fi'il madhi mabni maf'ul, dan lafad تُ dhamir mutakallim menjadi naibul fa'il yang dirafa'kan, tanda rafa'nya dengan mabni dhammah. 

Tujuan Naibul Fa'il 

Maf'ul yang tidak disebutkan fa'ilnya (naibul fa'il) memiliki tujuan dalam lafad dan tujuan dalam makna 

1. Tujuan dalam lafad

a. Meringkas kalam (lil 'ijaz)

Contoh : بِمِثْلِ مَا عُوْقِبْتُمْ (dengan sesamanya perkara yang disiksakan pada kamu semua) 

b. Menyamakan Saja' (lil saja')

Contoh : مَنْ طَابَتْ سَرِيْرَتُهُ حُمِدَتْ سِيْرَتُهُ (orang yang bagus hatinya, maka terpuji perbuatannya)

Lafad حُمِدَتْ dimabnikan maf'ul, dengan membuang fa'ilnya, agar lafad setelahnya dibaca rafa', sehingga saja'nya sama dengan lafad sebelumnya yang juga dibaca rafa' (lafad سَرِيْرَتُهُ) 

2. Tujuan dalam makna

a. Karena suda diketahui (lil 'ilmi)

Contoh : خُلِقَ الاِنْسَانُ ضَعِيْفًا (manusia diciptakan dalam keadaan lemah). Fa'il yang berupa lafad Allah dibuang, karena sudah maklum yang menjadikan manusia adalah Allah. 

b. Karena tidak diketahui (lil jahli)

Contoh : سُرِقَ المَالُ (harta itu dicuri) 

c. Menyamarkan fa'il (lil ibham)

Contoh ucapan orang yang melakukan shadaqah : تُصَدَّقُ اايَوْمَ عَلَى مِسْكِيْنً (pada hari ini, dishadaqahkan pada orang miskin) 

d. Mengagungkan fa'il (lil ta'dzim)

Yaitu menjaga agar fa'il tidak disebutkan oleh lisan mutakallim.

Contoh : ُخُلِقَ الخِنْزِيْرُ (babi itu telah diciptakan) 

e. Menghina fa'il (lil taqdir)

Contoh : طُعِنَ عُمَرُ (sahabat 'Umar ditikam), Failnya yang berupa Abu Lu'lu' dibuang, karena untuk menghina. 

f. Bencinya sami' mendengar namanya fa'il (karohah)

Contoh : قُتِلَ حُسَيْنٌ (Sayyid Husain telah dibunuh

Demikian pembahasan tentang Bab Pengertian Naibul Fa'il dan Pembagiannya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian.