Pengertian Fi'il dan Pembagiannya, Beserta Contohnya

Pengertian Fi'il dan Pembagiannya - Dalam kesempatan kali ini kami akan membahas tentang pengertian fi'il dan pembagiannya.

pengertian fi'il dan pembagiannya

Pengertian Fi'il dan Pembagiannya - Dalam kesempatan kali ini kami akan membahas tentang pengertian fi'il dan pembagiannya. Sebelum membaca, kami asumsikan anda sudah membaca artikel sebelumnya yaitu pembahasan mengenai Mengenal Tanda-Tanda I'rab.

Pembahasan tentang pengertian fi'il dan pembagiannya ini kami buat ringkas, agar pembaca mudah memahaminya. Apabila ada sebuah istilah yang belum pernah mengenal atau belum pernah kami bahas, InsyaAllah akan kami bahas pada kesempatan lain.

Pengertian fi'il dan pembagiannya, sangat penting untuk dipelajari bagi anda yang ingin bisa membaca kitab kuning yang tidak memiliki harakat, karena pengertian fi'il dan pembagiannya adalah pelajaran dasar untuk memahami bahasa arab. 

Pengertian Fi’il dan Pembagiannya

Fi’il merupakan kata yang digunakan untuk menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa yang terjadi pada lampau, masa sekarang atau masa yang akan datang. Fi’il dibagi menjadi tiga macam, yaitu : Fi’il Madhi, Fi’il Mudhari’, dan Fi’il Amr. 

1. Fi’il Madhi

Fi’il madhi merupakan kejadian (perbuatan) pada masa lampau atau kejadian yang telah terjadi. Cirinya adalah bisa dimasuki ta ta’nits yang disukunkan. 

Contoh : اِسْتَخْرَجَ اِسْتَخْرَجَتْ – عَلِمَ عَلِمَتْ – نَصَرَ نَصَرَتْ – فَعَلَ فَعَلَتْ 

Tanda Fi’il Madhi

Fi’il madhi selamanya difathahkan huruf akhirnya.

Perlu diketahui, bahwa yang dimaksud dengan difathahkan huruf akhirnya, ialah fathah secara lafad, seperti : نَصَرَ ;عَلِمَ ; ضَرَبَ ; حَسُنَ ; اَكْرَمَ atau fathah secara perkiraan, seperti : رَمَى ; نَهَى ; دَعَى.

Fathah huruf akhirnya itu harus diperkirakan pula bilamana fi’il madhinya bertemu dengan dhamir marfu’ (dhamir yang dirafa’kan) karena menjadi fa’ilnya, seperti : فَعَلْتُ ; نَصَرْتُ ; عَرَفْتُ.

2. Fi’il Mudhari’

Fi’il Mudhari’ merupakan lafad yang menunjukkan kejadian (perbuatan) yang sedang berlangsung dan yang akan datang. Cirinya ialah sering dimasuki sin, saufa, lam, lan. 

Contoh : تَعْلَمُ menjadi سَوْفَ تَعْلَمُ ; يَقُوْلُ menjadi سَيَقُوْلُ ; يَلِدُ menjadi لَمْ يَلِدْ ; يَبْرَحُ menjadi لَنْ يَبْرَحَ 

Tanda Fi’il Mudhari’

Fi’il mudhari’ itu harus selalu dirafa’kan huruf akhirnya dan huruf awalnya harus memakai salah satu dari huruf zaidah yang empat, yaitu : hamzah, nun, ya, dan ta.

Kiaskanlah lafad fi’il-fi’il mudhari’ lainnya, kecuali kalau dimasuki amil yang menashabkan, maka harus dinashabkan, seperti : لَنْ يَفْعَلَ ; اَنْ يَفْعَلَ; لِيَفْعَلَ ; كَيْ يَفْعَلَ atau dimasuki amil yang menjazmkan, maka harus dijazmkan, seperti : اِنْ يَفْعَلْ ; لَمْ يَفْعَلْ ; مَنْ يَفْعَلْ.

Perlu diketahui, bahwa fi’il mudhari’ itu ada yang dirafa’kannya secara lafad, seperti : يَفْعَلُ ; تَفْعَلُ ; اَفْعَلُ; نَفْعَلُadapula yang dirafa’kan secara perkiraan, seperti : يَبْكِي ; يَدْعُو ; يَنْهَىdan sebagainya.

Kalau fi’il mudhari’ yang mu’tal akhir itu seperti : يَرْمِي ; يَدْعُو ; يَنْهَىdinashabkan maka menjadi : لَنْ يَرْمِيَ ; لَنْ يَدْعُوَ ; لَنْ يَنْهَى tetapi kalau dijazmkan, maka harus dibuang huruf ‘illatnya, seperti : لَمْ يَرْمِ لَمْ يَدْعُ dan lain sebagainya.

3. Fi’il Amr

Fi’il Amr merupakan lafad yang menunjukkan kejadian (perbuatan) pada masa yang akan datang dan memiliki makna thalab (tuntutan). Cirinya ialah sering diberi ya muannats mukhatabah. 

Contoh : اِضْرِبْ menjadi اِضْرِبِي ; اُنْصُرْ menjadi اُنْصُرِي 

Tanda Fi’il Amr

Fi’il Amr selamanya dijazmkan (huruf akhirnya) bilamana fi’il madhinya yang bermabni shahih akhirnya, seperti نَصَرَ ; ضَرَبَtetapi bila fi’il madhinya terdiri dari fi’il yang bermabni mu’tal akhir seperti رَمَى ; نَهَى ; دَعَى ; بَكَىmaka fi’il amrnya harus dibuang huruf ‘illatnya, yaitu seperti : رَمَى menjadi اِرْمِ ; نَهَى menjadi اِنْهَ ; دَعَى menjadi اُدْعُ; بَكَى menjadi اِبْكِ dan sebagainya.

Kalau fi’il amr itu harus disertai dhamir tasniyah, seperti اِرْمِيَا atau dhamir jamak seperti اِنْهَوْا ; اِرْمُوْا atau dhamir muannats mukhatabah seperti اِرْمِيْ ; اِنْهِيْmaka tanda jazmnya dengan membuang (menghilangkan) huruf nun. 

Kata Nadhim (Penyair)

اَفْعَالُهُمْ ثَلَاثَةٌ فِى الوَاقِعِ # مَاضٍ وَفِعْلُ الاَمْرِ وَالمُضَارِعِ 

Menurut Ahli Nahwu, fi’il mempunyai tiga fungsi, yaitu fi’il madhi, fi’il amr, fi’il mudhari’. 

Demikian pembahasan tentang pengertian fi'il dan pembagiannya. Semoga artikel ini bermanfaat untuk pembaca sekalian. Untuk pembahasan selanjutnya kami akan merangkum tentang 'Amil-'Amil Yang Menashabkan Fi'il Mudhari', InsyaAllah.