Amil-Amil Yang Menashabkan Fi'il Mudhari', Beserta Contohnya

Amil-Amil Yang Menashabkan Fi’il Mudhari’ – Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas tentang amil-amil yang menashabkan fi’il mudhari’. Sebelum membaca bab ini, kami asumsikan anda sudah membaca dan memahami pembahasan sebelumnya yaitu tentang Pengertian Fi’il dan Pembagiannya. Sebelum kami mulai pembahasan ini, alangkah baiknya kita terlebih dahulu mengenal apa itu fi’il mudhari’.
Fi’il mudhari’ merupakan fi’il yang diawali dengan salah satu huruf zaidah yang empat yang terhimpun dalam lafad أَنَيْتُ (hamzah, nun, ya, ta) dan selamanya dirafa’kan, kecuali dimasuki amil yang menashabkan atau menjazmkan, maka harus disesuaikan dengan amilnya.
Pada pembahasan kali ini, kita membahas terlebih dahulu tentang amil-amil yang menashabkan fi’il mudhari’. Sedangkan untuk amil-amil yang menjazmkan fi’il mudhari’ akan dibahas pada artikel selanjutnya, InsyaAllah.
Amil-Amil Yang Menashabkan Fi’il Mudhari’
فَالنَّوَاصِبُ عَشَرَةٌ وَهِيَ اَنْ لَنْ اِذَنْ كَيْ لَامْ كَيْ لاَمُ الجُحُوْدِ حَتَّى وَالجَوَابُ بِالفَاءِ وَالوَاوُ وَأَوْ
Amil yang menashabkan (fi'il mudhari') itu ada sepuluh, yaitu, اَنْ (bahwa); لَنْ (tidak akan); اِذَنْ (kalau begitu); كَيْ (agar); لِكَيْ (supaya); lam juhud sesudah nafi; حَتَّى (sehingga); jawab dengan fa; jawab dengan wawu; dan اَوْ (kecuali).
Dan dari sepuluh macam itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
Bagian Pertama: menashabkan secara langsung (dengan zatnya sendiri), yaitu :
1. اَنْ (bahwa)
Contohnya seperti : اَنْ يُعْجِبَنِي قِرَأَتُكَ (bacaanmu mengagumkan aku)
2. لَنْ (tidak akan)
Contohnya seperti : لَنْ يَفْلَحَ مَنْ كَسَلَ (orang malas tidak akan bahagia)
3. اِذَنْ (kalau begitu)
Contohnya seperti : اِذَنْ اُكْرِمَكَ (kalau begitu aku akan menghormatimu) *sebagai jawaban dari orang yang mengatakan اَزُوْرُكَ غَدًا (besok aku akan berkunjung padamu)
4. كَيْ (agar)
Contohnya seperti : جِئْتُكَ كَيْ تُعَلِّمَنِيْ (aku datang padamu agar engkau mengajariku)
Bagian kedua : yang menashabkan secara tidak langsung, yaitu oleh lafad اَنْ yang tersembunyi, bahkan ada yang harus disembunyikan, yaitu ada enam macam, yaitu:
1. لاَمْ كَيْ (supaya)
Contohnya seperti : جِئْتُكَ لِتُعَلِّمَنِي asalnya لِاَنْ تُعَلِّمَنِيْ
2. لاَمْ جُحُوْد (lam yang berada pada kalimat yang dinafikan)
Contohnya seperti : وَمَا كَانَ اللهُ لِيُعَذِّبَهُمْ (dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka. (Al-Anfal:33)) asalnya لِاَنْ يُعَذِّبَهُمْ
3. حَتَّى dengan arti اِلَى (sampai)
Contohnya seperti : اُطْلُبُ العِلْمَ حَتَّى تَأْتِيَكَ المَوْتُ (carilah ilmu sampai maut menjemputmu)
Atau dengan makna lam ta’lil
Contohnya seperti: اُطْلُبُ العِلْمَ حَتَّى يَأْجُرَكَ اللهُ (carilah ilmu, maka Allah akan memberi pahala kepadamu)
4. Menjawab dengan Fa
Contohnya seperti : اَقْبِلْ فَأُحْسِنَ اِلَيْكَ (menghadaplah, maka aku akan berbuat baik padamu)
5. Menjawab dengan Wawu Ma’iyyah
Contohnya seperti : اَقْبِلْ وَاُحْسِنَ اِلَيْكَ (menghadaplah, kusertakan kebaikan untukmu)
6. اَوْ dengan makna اِلاَّ
Contohnya seperti : لَأَحْقِرَنَّكَ اَوْ تَأْتِيَ مَا يَلْزَمُ عَلَيْكَ (niscaya aku akan menghinakanmu, kecuali kamu melakukan pekerjaan yang sudah menjadi kebiasaanmu)
Atau اَوْ dengan makna اِلىَ
Contohnya seperti : لَأَطْلُبَنَّ العِلْمَ اَوْ اَعْلَمُ العُلُوْمُ الدِّيْنِيَّةَ ( aku benar-benar akan menuntut ilmu sampai aku menguasai ilmu-ilmu agama)

Kata Nadhim (Penyair)
فانْصِبْ بِعَشْرٍ وَهْيَ أَنْ وَلَنْ وَكَيْ # كَذَا إِذَنْ إِنْ صُدِّرَتْ وَلاَمُ كَيْ
Nashabkanlah (fi’il mudhari’) dengan (memakai salah satu huruf di antara) sepuluh, yaitu : an, lan, kay, demikian pula izan bila digunakan pada permulaan jawab, lam kay,
وَلاَمْ جُحْدٍ وَكَذَا حَتَّى وَأَوْ # وَالْوَاوُ وَالْفَا فِي جَوَابٍ وَعَنَوْا
dan lam juhud, begitu juga lam hatta, au, wawu, dan fa dalam menjawab, mereka (ahli nahwu) telah berpendapat demikian.
بِهِ جَوَاباً بَعْدَ نَفْيٍ أَوْ طَلَبْ # كَلاَ تَرُمْ عِلْماً وتَتْرُكَ التَّعَبْ
Huruf fa itu sebagai jawaban sesudah nafi atau thalab (yakni, amar atau nahi) seperti dalam contoh : لاَ تَرُمْ عِلْماً وتَتْرُكَ التَّعَبْ (Janganlah kamu menuntut ilmu, sedangkan kamu tidak mau lelah).
Demikian pembahasan tentang Amil-Amil Yang Menashabkan Fi’il Mudhari’. Semoga artikel sederhana ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Untuk artikel selanjutnya kami akan menyajikan pembahasan tentang Amil-Amil Yang Menjazmkan Fi’il Mudhari’, InsyaAllah.